Dari Abu Hurarirah semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala meridhainya, ia berkata, seorang lelaki datang kepada Nabi Shalallahu 'Alaihi was Salam seraya bertanya, "Sedekah apakah yang paling besar pahalanya?" Beliau menjawab, "Kamu bersedekah ketika kamu dalam keadaan sehat dan kikir, takut menjadi faqir dan berangan-angan jadi orang kaya. Maka janganlah kamu menunda-nundanya hingga ketika nyawamu berada ditenggorokanmu lalu kamu berkata, si fulan begini (punya ini) dan si fulan begini. Padahal harta itu milik si fulan.
(Riwayat Bukhari No.1.330)
Sedekah termasuk amalan yang sangat istimewa. Fadhilah dan keutamaannya menghiasi lembaran al-Qur'an dan Sunnah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Dan infaqkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termaduk orang-orang yang saleh."
(Al-Munafiqun [63]: 10)
Al-Khattabi berkata sebagaimana dinukil oleh An Nawawi, "Makna Hadits tersebut adalah sifat kikir kebanyakan muncul saat sehat," (Syarah Shahih Muslim, Imam an-Nawawi, Bab Bayan Anna Afdhalas Shadaqah Sadaqatus Shahih). Untuk melepaskan diri dari jerat pelit, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi was Salam menjamin bersedekah dalam kondisi seperti iu memiliki ganjaran nilai yang berlipat. Sebabnya karena niat yang lebih tulus.
Ibnu Battol berkata sebagaimana dinukil oleh Ibnu Hajar, "Jika kikir itu muncul dalam keadaan sehat lalu tetap memaksakan diri untuk bersedekah maka itu lebih menunjukkan benarnya niat dan besarnya ganjaran, berbeda halnya orang yang menjelang wafat dan sudah putus asa dari kehidupan dan ia telah melihat hartanya akan segera beralih ke yang lain." (Fathul Bari, Ibnu Hajar al-Asqalani, Bab Fadhlu Shadaqati As-shahih). Nilai sedekah tidak selalu identik dengan nominal yang dikeluarkan, nilai sedekah sangat dipengaruhi oleh niat yang memotivasinya.
Sedekah sebaiknya tidak ditunda-tunda, apalagi hanya karena takut miskin atau berkurang harta, Kematian selalu datang tiba-tiba, dengan kematian maka tertutuplah peluang seseorang untuk melalukan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi was Salam telah menjamin orang yang bersedekah tidak akan berkurang hartanya. Bahkan bisa bertambah. Sebab di setiap pagi ada malaikat yang mendoakan orang-orang yang bersedekah.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui."
(Al-Baqarah [2]: 268)
Yang memerintahkan bersedekah adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Maha Kaya, sehingga "janji" iblis ( bisikan takut miskin dan berkurang harta) adalah tidak masuk akal. Sebab penentu kaya-cukupnya seseorang adalah Allah. dan Allah Ta'ala, Ia tidak akan memiskinkan hamba-Nya disebabkan ketaatan yang dilakukannya.
Sebagai penutup
Syaikh Abudllah bin Abdurrahman al-Bassam menyebutkan bentuk penambahan pada harta. Ia berkata:
"Allah mengembangkan, mensucikan dan memberkahi harta disebabkan oleh sedekah. Bentuknya dengan dijauhkannya dari musibah yang bisa merusak atau mengurangi hartanya." (Taudhihul Ahkam min Bulugil Maram, Kitabul Jami' Bab Attarghib fi Makarimil Akhlaq).
Penulis. Ahmad Rifa'i/ Suara Hidayatullah
Diambil dari Suara Hidayatullah Edisi I/XXVIII/Mei 2016/Rajab 1437 dengan ringkasan yang tidak mengurangi isi / kandungan dari tulisan.
Gambar diambil dari berbagai sumber melalui google.com
Gambar diambil dari berbagai sumber melalui google.com
Semoga bermanfaat untuk kita semuanya.
Best Regards,
Orriezza